Meski ku coba melakukan Normalisasi dan dengan sedikit warna baru, namun engkau datang bukan di waktu yang tepat, aku datang dengan modal semangat, engkau menendang dengan sepatu emas Christian Ronaldo. Aku menggaris bawahi ini kawan, engkau berusaha meruntuhkan keyakinan ku sebagai seorang teman sejati. Namun sejati nya manusia berkilbat pada kebaikan-kebaikan karena aku tau engkau mungkin tak ingin tersaingi.
Kita bukan saling membinasakan bahkan saling menghabisi, apapun yang engkau inginkan bahkan mengambil jantung ku aku pun siap menyerahkan nya tapi ingat berikan kami sedikit kehidupan. Karena Eksistensi kami dan eskistensi mu sama di mata Tuhan, bukan mala kita saling menghabisi satu sama lain, toh kita akan jadi abu bila saling menghabisi kawan. Kita tercipta saling beriringan membangun tatanan rumah tangga yang baik, engkau membangun kapital, sementara aku hanya membangun sebuah Gubuk yang aku kenal dengan nama Kendari Kreatif.
Ini hanya segumpal unek-unek yang ingin ku sampaikan kepadamu dari rasa yang mungkin tak enak dan tak baik untuk kau lakukan kawan, engkau menendang kami dengan. Kami rasa kami sudah mulai merasakan bahwa eksistensi kami akan dibinasakan dari peradaban ini, apakah kita harus berkonflik seperti perang Muawiyah dan Ali Bin Abi Thalib dalam hal ini Karbala.
Kami tak perlu berambisi dengan ke egoan, memang kami akui gubuk kami masih bocor-bocor dan masih beratapkan jerami, berdindingkan bambu, apakah engkau tak ada rasa iba kepada kami yang masih baru belajar berdiri. Lantas sudah itukah maisntrem yang ada dibenak mu setiap anak yang baru lahir akan dimatikan, kalau begitu kisah ini seperti kisah Fir’aun yang membunuh setiap anak yang baru lahir.
Mungkin sebaiknya kita buatkan aturan main atau mungkin kita tidak perlu lagi menjadi kolega, sebab kasihan juga jika harus mempertontonkan ke egoan masing-masing. Aku tau engkau masih yang terbaik, tapi ingat lah bahwa Kerajaan Roma Hingga Kerajaan Majapahit runtuh juga. Kami selalu yakin bahwa setiap keinginan tentunya banyak hambatan dan tantangannya. AKu selalu yakin dalam perjalanan ini Hambatan itu bukan datang nya dari kamu, ternyata engkau tampil sebagai protagonis.
Tak perlu kami berdalih macam-macam, kami siap dengan segalah konsekwensi walau hujan itu di negri sendiri, biarlah kami berteduh dirumah yang kecil dan hanya segelintir saja yang siap bertahan. Toh pada akhirnya seleksi alam akan menjadi wasitnya, siapa kuat dan siapa yang lemah. Apatah lagi karya kami akan dikenang sebagai warna baru di Kota Kendari.
Kami sudah menjajal lekak lekuk dan apa yang harus dibuat disini, mungkin ini adalah sebuah kearifan yang baru kami ingin bangun dari segumpal ide yang tidak baik kalau tidak di lakukan. Kami berusaha dari satu malam diskusi panjang yang ditemani dengan segalas Kopi dan Rokok sampurna, tapi ingat jangan benam kan kami. Kami hanya bertugas merubah paradigma, bukan menjadi anak-anak kapitalis, yang rakus akan setiap even, sisa nya adalah merumuskan tujuan bersama, walau itu hanya seorang diri.
Bukannya kami berfikir Negative, namun kami akan selalu mawas diri setiap tindakan dan gangguan yang engkau buat, toh engkau pun berfikir bagaimana membangun. Tapi kami tak sepakat jika bangunan yang engkau buat sebagai ciplakan, atau bahkan menjadi manusia manusia epigon kelas kakap.
Oleh : Derlianun Barthesian Latoharu
Kendari, 17 Oktober 2012