Pola Pertanian Berubah, Emisi Global Bisa Berkurang Hampir Sepertiga

Sebuah laporan baru dari Bank Dunia mengungkap bahwa sektor pertanian bertanggung jawab atas hampir sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar dua pertiga berasal dari negara-negara berpendapatan menengah, yang juga mendominasi 10 besar penghasil emisi gas rumah kaca global. Tiongkok, Brasil, dan India, sebagai contoh, menjadi negara-negara dengan emisi tertinggi di dunia.

Menurut Bank Dunia, langkah penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah dengan mengubah pola produksi pangan secara global. Axel van Trotsenburg, direktur pelaksana senior Bank Dunia, mengatakan, “Untuk menjaga bumi ini, kita perlu mengubah cara kita memproduksi dan mengonsumsi makanan.”

Laporan Bank Dunia menyoroti bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar untuk mengurangi hampir sepertiga dari emisi global dengan langkah-langkah yang terjangkau dan sudah tersedia. Bank Dunia mendesak negara-negara untuk meningkatkan investasi mereka dalam mengatasi masalah ini.

Laporan tersebut menyarankan bahwa negara-negara berpendapatan menengah perlu melakukan perubahan besar, termasuk mengadopsi praktik peternakan yang lebih ramah lingkungan dan memanfaatkan lahan secara lebih berkelanjutan.

Axel van Trotsenburg menambahkan, “Hanya dengan mengubah cara negara-negara berpendapatan menengah memanfaatkan lahan untuk produksi pangan, seperti hutan dan ekosistem, kita bisa mengurangi sepertiga dari emisi pertanian pada tahun 2030.”

Untuk mendukung peralihan ke metode pertanian yang lebih ramah lingkungan, laporan tersebut menyarankan negara-negara untuk mempertimbangkan pengurangan subsidi pertanian yang tidak efisien.

Laporan tersebut juga menekankan bahwa negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat, yang merupakan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, perlu memberikan lebih banyak bantuan teknis dan mengalihkan subsidi dari sumber makanan yang berkontribusi pada emisi tinggi.

Sementara itu, negara-negara berpendapatan rendah diharapkan untuk menghindari pembangunan infrastruktur yang berkontribusi pada emisi tinggi, dan mengadopsi solusi yang lebih berkelanjutan.

Selain itu, laporan Bank Dunia juga menyoroti perlunya kerja sama antarnegara untuk menghadapi tantangan ini secara bersama-sama. Negara-negara perlu berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya untuk mengembangkan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Menurut para ahli, perubahan pola pertanian bukan hanya penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ketahanan pangan global. Dengan populasi dunia yang terus bertambah, penting bagi kita untuk mencari solusi yang dapat memenuhi kebutuhan pangan tanpa merusak lingkungan.

Diharapkan bahwa laporan ini akan menjadi panggilan tindakan bagi pemerintah, industri pertanian, dan masyarakat secara keseluruhan untuk bergerak menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Melalui langkah-langkah konkret dan kerjasama global, kita dapat memperbaiki dampak negatif pertanian terhadap lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Related posts